pic.courtesy of : wahyubagasutomo.blogspot.com |
Di bulan Februari setiap tahunnya, terutama pada tanggal 14, kita menyaksikan bagaimana ramai dan riuh rendahnya suasana di mal mal, media massa cetak maupun elektronik, dan pusat perbelanjaan berlomba untuk menarik perhatian para pasangan , utamanya remaja untuk merayakan Hari Valentine.
Mereka saling bertukar kado atau bingkisan, mengirimkan bunga atau cokelat untuk pasangan masing masing, bahkan terkadang mereka berpesta semalam suntuk , karena hari itu, adalah ” hari kasih sayang” begitu katanya.
Jadi, mereka merasa inilah saat yang tepat untuk menunjukkan kasih sayang mereka dengan ikut ikutan merayakan Hari Valentine tersebut.
Mari kita lihat dulu sejarah hari Valentine menurut Wikipedia ;
Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat.
Asal usulnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita.
Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat.
Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada Hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius.
Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik “Happy Valentine’s”, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka ataupun teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.
Valentine sendiri berasal dari bahasa Latin, yang berarti ” Yang Maha Perkasa, ” Yang Maha Kuat ” dan “Yang Maha Kuasa” ( sumber : wikipedia.org)
Nah, setelah mengetahui latar belakang dan sejarah dari Hari Valentine ini, apakah kita atau anak anak remaja kita, akan tetap kita biarkan untuk ikut ikutan merayakan Hari Valentine ini ?
Padahal sebagai umat muslim kita tahu, agama kita selalu mengajarkan kasih sayang pada sesama yang dapat kita lakukan dan tunjukkan setiap hari, bahkan setiap saat pada orang orang yang kita sayangi dan menyayangi kita, terlebih juga pada sesama umat manusia.
Bukan hanya pada tanggal 14 Februari tiap tahun nya.
Tapi….kan gak seru kalau gak ikut merayakan bersama pacar atau teman teman; mungkin ini adalah sebagian jawaban dari remaja kita.
Sebagai orang tua kita tentunya diwajibkan untuk meluruskan dan memberikan pemahaman yang benar untuk generasi penerus di keluarga kita.
Jika kita simak arti dari Valentine seperti yang disebutkan diatas, tentu saja kita tidak mau anak anak kita mengikuti tradisi barat yang jelas jelas menyalahi syariah, karena Yang Maha Kuasa, Maha Kuat dan Maha Perkasa hanyalah Allah swt semata.
Menurut saya, kurang tepat jika kita masih saja melakukan pembiaran bagi anak anak remaja kita untuk ikut ikutan merayakan Hari Valentine …….
Bagaimana menurut Anda, Sahabat……….???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar