Laman

Kamis, 20 November 2014

Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia

Rendah Hati Hemat dan Sederhana
By bagas wahyu


Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia

Dalam kehidupan kita sehari-hari, sudah tentu pernah bertemu dengan orang yang rendah hati. Entah di di sekolah, lingkungan tempat tinggal, maupun di tempat-tempat lain. Orang yang rendah hati bisa dirasakan dari cara dia bersikap, berbicara, dan berpendirian. Bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan orang yang rendah hati? Tentu kita merasa nyaman dan senang. Demikian juga saat kita bisa menghiasi diri dengan perilaku mulia ini, tentu orang-orang di sekeliling kita akan merasa nyaman saat berada dan bertemu dengan kita.


Tidaklah mengherankan jika orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak kawan. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan kesuksesan. Semoga kalian juga menjadi bagian dari orang-orang yang rendah hati ini. Orang yang rendah hati ini tidak hanya disukai oleh manusia, tetapi juga sangat dicintai oleh Allah Swt. Betapa bahagianya hidup ini ketika kita dicintai oleh Allah dan disenangi oleh orang-orang di sekeliling kita.

Seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw., beliau merupakan manusia yang memiliki segala kelebihan. Meskipun demikian, beliau selalu bersikap rendah hati, baik terhadap keluarga, para sahabat, bahkan kepada orang yang memusuhinya. Beliau dikenal sebagai orang yang rendah hati dengan siapa saja.

Sama seperi halnya dengan rendah hati, hemat dan sederhana merupakan akhlak mulia yang juga diajarkan oleh Rasulullah saw. Hemat dan sederhana akan membuat hidup manusia menjadi lebih tenang dan tenteram. Jika kita mau berhemat dan hidup sederhana, perasaan kita tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal serta keinginan-keinginan yang tidak berguna. Itulah sebabnya mengapa Rasullullah saw. sangat mementingkan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari

Allah swt. mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang-orang lain. Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan dari Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat. Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ memiliki keyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata- mata merupakan karunia dari Allah Swt. Dengan keyakinan yang demikian dia merasa bahwa tidak sepantasnya kalau kelebihan yang dimiliki itu dibangga-banggakan. Sebaliknya segala kelebihan yang ia miliki itu diterima sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.

Sikap rendah hati dapat terlihat pada saat seseorang berjalan. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, tidak angkuh, langkahnya mantap, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Orang yang rendah hati tidak suka meniru-niru gaya orang lain. Apalagi gaya itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati dirinya sendiri dan fitrah sebagai manusia. Orang yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah Swt.

Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, takabur, sombong, atau angkuh. Pernahkah kamu melihat orang yang berjalan dengan dengan penuh kesombongan dan besar kepala? Orang semacam itu tentu tidak sedap dipandang mata. Jika kita melakukan hal itu, orang lain juga tidak senang dengan penampilan kita itu. Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isra’/17 ayat 37 yang Artinya : “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong...”.

Allah Swt. melarang keras manusia untuk memiliki sifat sombong. Hanya Allah Swt. sajalah yang berhak untuk sombong. Semua makhluk temasuk manusia tidak boleh sombong atau angkuh. Tahukah kalian bahwa Allah Swt. sangat murka kepada setan karena keangkuhannya? Waktu itu Allah perintahkan setan untuk meghormati dan menghargai Adam a.s. Namun, mereka dengan sombongnya setan menolak dan menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih mulia derajatnya dibandingkan dengan Adam as. Setan merasa bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu jauh lebih mulia dibandingkan dengan Adam yang hanya diciptakan dari tanah.

Nabi Muhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat rendah hati (tawadu’) dan menjauhkan dari sifat sombong. Sebagai pelajar, pesan Nabi Muhammad saw. ini dapat kalian terapkan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, ketika sedang mendapatkan pelajaran di kelas. Demikian pula kepada ibu dan ayah, seorang anak harus bersikap tawadu’ kepada mereka. Dengarkanlah nasihat- nasihatnya. Kalian tidak boleh bersikap sombong sedikit pun kepada mereka berdua, misalnya merasa lebih pandai dari orang tua atau menganggap mereka ketinggalan jaman.

Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt. Perhatikan nasihat Rasulullah Saw. kepada para sahabat berikut ini:
Pada suatu saat salah seorang sahabat bertanya mengenai rendah hati kepada Rasulullah. Beliau menjawab dengan kalimat yang mulia, “Siapa yang tawadu’ (bersikap rendah hati) kepada Allah satu derajat, niscaya Allah akan mengangkatnya satu derajat, dan siapa yang bersikap sombong kepada Allah satu derajat, maka Allah akan merendahkan satu derajat hingga derajat yang paling hina.” Para sahabat mendengarkan nasihat Rasulullah ini dengan penuh perhatian, mereka kemudian berusaha untuk mengamalkannya. (Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Teladan Rasulullah dalam berhemat dan mencintai lingkungan ini sungguh luar biasa. Bila kita dapat meneladaninya, insya Allah lingkungan kita akan menjadi lestari dan terjaga. Dengan demikian manusia yang menghuni bumi ini juga akan merasa lebih nyaman karena sikapnya yang ramah kepada lingkungan.

rendah hati hemat dan hidup sederhanaContoh lain untuk melatih hidup hemat adalah dengan rajin menabung. Dengan menabung kita akan mempunyai tata kelola yang baik dalam mengatur kondisi keuangan. Di samping itu, menabung akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa mendatang. Hal positif lainnya dari menabung adalah berhemat sebagai antisipasi ketika kita membutuhkan biaya yang mendadak atau lumayan besar. Jika terjadi hal yang demikian, kita tidak perlu berhutang dan tidak dilanda oleh rasa gelisah. Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Nah, jika sudah tahu akan pentingnya hidup hemat dan sederhana, langkah terbaik yang kita lakukan adalah segera menerapkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping memberi contoh sifat hemat, Rasulullah Saw. juga memberikan teladan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukanlah seorang yang miskin, namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis yang artinya : “Dari Abu Umamah ia berkata, “Pada suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw. memperbincangkan tentang dunia, maka Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman.” Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.” (H.R. Abu Dawud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar