Hukum Pacaran dalam Agama Islam
Hukum
Pacaran Dalam Agama Islam
Oh iya ane mau tanya, Apa sih Tujuan
Pacaran?
Kalau menurut
ane tujuan orang berpacaran itu Ada yang sekedar iseng, atau mencari teman
bicara, atau lebih jauh untuk tempat mencurahkan isi hati. Dan bahkan ada juga
yang memang menjadikan masa pacaran sebagai masa perkenalan dan penjajakan
dalam menempuh jenjang pernikahan.Namun tidak semua bentuk pacaran itu
bertujuan kepada jenjang pernikahan.
Apa Yang kamu lakukan Saat Pacaran ?
Lepas dari
tujuan, secara umum pada saat berpacaran banyak terjadi hal-hal yang diluar
dugaan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa aktifitas pacaran pelajar
dan mahasiswa sekarang ini cenderung sampai kepada level yang sangat jauh.
Bukan sekedar kencan, jalan-jalan dan berduaan, tetapi data menunjukkan bahwa
ciuman, rabaan anggota tubuh dan bersetubuh secara langsung sudah merupakan hal
yang biasa terjadi.Sehingga kita juga sering mendengar istilah “chek-in”, yang
awalnya adalah istilah dalam dunia perhotelan untuk menginap. Namun tidak
sedikit hotel yang pada hari ini berali berfungsi sebagai tempat untuk berzina
pasangan pelajar dan mahasiswa, juga pasanga-pasangan tidak syah lainnya.
a. Islam Mengakui Rasa Cinta
`Dijadikan
indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .`(QS. Ali Imran :14)
Khusus kepada wanita,
Islam menganjurkan untuk mewujudkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik,
bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semua itu adalah penuh
dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi
kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.Rasulullah SAW
bersabda,`Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik
terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap
istriku`.
b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam
Wujud Ikatan Formal
Dalam Islam,
hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak
yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks.
Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Akhlaq ini
sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama
mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam
juga, namun karena terjadi penyimpangan besar.
c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat
kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat
sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta
satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berbentuk sebuah perkenalan
singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling
bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu
langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada kepastian tentang kesetiaan dan seterusnya.Padahal cinta itu adalah memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.
d. Pacaran
Bukanlah Penjajakan / Perkenalan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam
telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan.
Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu. Dari Abi
Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,`Wanita itu dinikahi karena 4 hal :[1] hartanya,
[2] keturunannya,
[3] kecantikannya dan
[4] agamanya.
Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa` fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha` Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan.. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemu dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum dan acak-acakan. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya bisa dikatakan sebuah penyesatan dan pengelabuhan.Dan tidak heran bila kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar